Selasa, 21 April 2009

STKIP PGRI Sumbar Lolos Seleksi Awal PHK Dikti

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat, lolos seleksi awal Program Hibah Kompetisi (PHK) Berbasis Institusi 2009 yang dilaksanakan Direktorak Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti).

Berdasarkan SK Dikti bernomor 445/D/T/2009 bertanggal 6 April 2009, STKIP PGRI Sumbar bersama 124 perguruan tinggi lainnya dari seluruh penjuru Indonesia dinyatakan lolos seleksi awal yang diikuti 240 perguruan tinggi.

"STKIP PGRI Sumbar merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Sumatera Barat yang lolos seleksi awal. Mudah-mudahan dengan kelengkapan sarana prasarana, STKIP PGRI Sumbar bisa menjadi bagian penerima PHK Dikti tersebut," kata ketua YPLP PGRI Sumatera Barat, H Syofyan Kahar SH

Dia juga mengatakan, seandainya STKIP PGRI Sumbar dinyatakan lolos sebagai penerima Hibah Dikti tersebut, maka akan dipergunakan untuk mendorong kemampuan peningkatan kualitas perguruan tinggi berdasarkan prinsip good university governance.

"Insyaallah, kami optimis bisa lolos seleksi lanjutan. Kalau ini terlaksana, tentu tak hanya menjadi kebanggaan civitas akademika STKIP PGRI Sumbar, tapi juga menjadi kebanggaan lembaga pendidikan tinggi di Sumatera Barat," tambahnya.

Syofyan dalam kesempatan itu juga mengatakan, selain lolos seleksi awal untuk PHK Dikti yang merupakan paket kegiatan Tema A dengan kegiatan utama tata kelola perguruan tinggi, juga lolos seleksi awal untuk paket Tema B terkait mutu, relevansi dan akses.

"Untuk tema A, kalau lolos kita akan mendapatkan hibah sebesar Rp1 miliar. Sedangkan untuk Tema B, perpaketnya mendapatkan hibah Rp500 juta. Dalam hal ini, kami mengajukan untuk dua paket yaitu bidang studi Bahasa Inggeris dan Sejarah," tandasnya mengakhiri.

Minggu, 19 April 2009

Delapan Parpol Berbagi Kursi di Dapil II Tanahdatar

Tanahdatar, (ANTARA) - Rekapitulasi penghitungan suara Pemilu untuk Daerah Pemilihan (Dapil) II Tanahdatar yang meliputi Kecamatan Sungai Tarab, Salimpaung, Tanjuang Baru dan Sungayang, telah selesai dilaksanakan KPU Tanahdatar, kemarin.

Hasil dari Rapat Penghitungan Suara pada hari kedua tersebut diperoleh suara sah sebanyak 34.924 suara dengan rincian PPK Sungai Tarab 12.475 suara, Salimpaung 8.831, Tanjuang Baru 5.925, dan Sungayang 7.693.

Sementara kursi anggota DPRD yang tersedia untuk Dapil II sebanyak 8 kursi. Sehingga bilangan pembagi untuk perolehan kursi masing-masing partai sebanyak 4.365 suara.

Perolehan suara terbesar pada Dapil II Tanahdatar diperoleh Partai Demokrat sebesar 6.426 suara, kemudian disusul Partai Golkar 4.822, PAN 4.477, PPP 3.285, PBB 2.909, PBR 2.627, PKS 2.594 dan Partai Hanura 2.277.

Dilihat dari jumlah perolehan suara masing-masing partai tersebut dan bilangan pembagi, maka ke delapan partai politik itu mengantongi masing-masing satu kursi anggota DPRD.

Hasil penghitungan sementara diperkirakan Caleg yang bakal melenggang ke Gedung DPRD Tanahdatar adalah Nurhamdi Zahari (Partai Demokrat), HY Dt. Sarindo Nan Putiah (Partai Golkar), Irman (PAN), Yusnelli (PPP), Dedi Admond (PBB), Kadiman Dt. Simarajo Nan Kayo (PBR), Ade Raunas (PKS) dan M Syukur (Partai Hanura).

Dari delapan Caleg yang lolos tersebut tiga diantaranya masih duduk sebagai anggota DPRD Tanahdatar 2004-2009 yakni Irman (wakil ketua DPRD), Yusnelli (Anggota Fraksi PPP) dan Ade Raunas (Anggota Fraksi PKS). ( Sumber; Antara-Sumbar)

Rabu, 15 April 2009

Tanpa Limbah Moge





Tanpa Limbah Moge
Kehadiran Suzuki Thunder 250 sempat bikin heboh. Sayang masa produksinya nggak terlalu lama. Padahal motor ini paling sip dimodif. Mau gaya apa saja hayo. Maklum, dengan mesin besar cocok dijejali berbagai gaya modifikasi. Telanjang oke, berfairing juga sip.
“Tapi saya lebih sreg desain fairing. Kesannya jadi motor sport sebenarnya,” kata Boby Damanik, pemilik Thunder 250 ini. Apalagi di daerahnya, Kupang, NTT, tampilan seperti ini masih langka.
Nah karena ingin seperti itu, makanya Topo Goedhel Atmodjo dari Tauco Custom (TC) tinggal meneruskan alur moge Suzuki yang ada. GSX250 jadi GSX600, begitu pikirnya. Contohnya banyak kok di majalah dan internet, jadi gampang deh buat builder heboh ini memujudkannya. Sempat terpikirkan juga oleh Topo berburu limbah moge, pasang, dan pasti jadi.
Tapi TC ditantang untuk membuat moge tanpa harus memasukkan limbah moge. Nah lho, gimana tuh. “Budget besar untuk pembuatan bodi, karena ingin sempurna di bagian itu. Lainnya cukup pakai variasi,” lanjut Boby yang punya profesi sebagai pengacara.
“Memang sebelumnya dia pernah modif motor ini di tempat lain. Tapi desainnya berantakan, jadi saya disuruh benerin lagi,” kata Topo. Untuk urusan bodi, TC memang harus bekerja maksimal, “Salah-salah bisa dituntut sama pengacara itu,” takut Topo yang keder juga sama profesi kliennya ini.
Tingkat kesulitan adalah menyeimbangkan antara bodi, swing-arm dan ukuran roda. “Jadi meski dari moge GSX tapi dimensinya dibuat lebih kecil. Patokan ada di roda dan lengan ayun,” kata builder unik ini.
Pelek berdiameter 17 inci ini memang punya telapak nggak terlalu lebar. Depan 2,5 inci dan belakang 3,5 inci. “Ini variasi Honda Tiger dan banyak dijual kok di toko variasi,” lanjut Topo. Setelah itu barulah dilakukan pembuatan lengan ayun yang murni rancangan TC.
Agar terlihat harmonis, monosok cukup pakai punya motor kecil. “Aplikasi punya Satria 120, gampang didapat serta pengerjaannya mudah,” lanjutnya. Pasti juga, secara dimensi per yang ada nggak terlalu bes
Pilihan menggunakan bodi part dari motor kecil berlanjut hingga bagian lain. Misal lampu rem dari Jupiter MX, dan visor eks Ninja 150.
“Jadi kalau ingin bikin moge, nggak harus maksa pakai limbah moge. Dengan ukuran dan desain pas, semua tetap terlihat harmonsi,” bangga modifikator yang lagi kebanjiran order ini. Satu hal lagi pasti harganya bisa lebih murah. “Itu yang saya harapkan,” timpal Boby setuju.
KNALPOT RAPI
Urusan knalpot, TC memang sedang mengembangkan desain sendiri. “Pastinya cocok untuk motor full custom seperti ini,” kata Topo. Bentuk segitiga dengan ujung yang hanya terdiri dari satu lubang.
Pipa buang ini juga enak dilihat karena menimbulkan kesan rapi. “Memang detail seperti itu dipikirkan banget, karenanya biar tampilan lebih heboh dibuatkan cover,” celoteh modifikator pedenya selangit lebih ini.
Cover dibuat pakai pelat tipis. Mulai dari tabung hingga bagian leher. Terkahir, baru deh kasih sentuhan kelir silver supaya lebih eye cacthing.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Deli Tire 110/70-17
Ban belakang : Deli Tire 140/70-17
Pelek : RGV
Head lamp : Variasi
Footstep : Yoshimura
Spidometer : Koso digital
TC : 0856-9156-7900
( Sumber : Motorplus)

Selasa, 14 April 2009

Isu Koalisi, PKS Terbelah

Sikap Partai Keadilan Sejahtera terkait dengan kemungkinan berkoalisi dengan Partai Demokrat masih terbelah menyusul munculnya kembali opsi duet Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Sekretaris Jenderal PKS M Anis Matta sebelumnya menyatakan bahwa partainya bakal menarik diri dari koalisi jika Yudhoyono diduetkan kembali dengan Kalla.

Namun, Wakil Ketua Bidang Politik PKS Zulkieflimansyah di Jakarta, Selasa (14/4), menyebutkan, calon wapres sebaiknya dibicarakan seluruh mitra koalisi. ”Kalau Golkar ikut dan semua mitra koalisi sepakat Pak JK, saya kira PKS akan setuju dan ikut,” kata Zulkieflimansyah.
Zulkieflimansyah menyebutkan, penolakan kader PKS berkoalisi dengan Partai Golkar bisa dipahami. Kenyataannya sampai sekarang kader kedua parpol ini sering berhadap-hadapan di lapangan. ”Tapi, kalau Wiranto saja bisa bertemu dengan Prabowo, masak kita tidak bisa meniru yang bagus?” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menyebutkan bahwa Partai Golkar harus realistis melihat keadaan. Namun, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla sudah diminta untuk melakukan komunikasi dan lobi politik, terutama arahnya ke Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat.
Menurutnya, Partai Golkar belum membahas rencana PKS menarik diri. Agung mengatakan, ”Janganlah dibiasakan ancam-mengancam.”
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Charta Politica Bima Arya Sugiarto menilai Partai Amanat Nasional (PAN) dan PKS merupakan partai tengah yang akan memainkan peran penting dalam menentukan koalisi presiden mendatang. Apalagi, kinerja kedua partai itu stabil.
Dalam koalisi untuk mengusulkan kandidat presiden, menurut Bima, PAN mempunyai posisi yang lebih bebas. ”Kalau agak pragmatis, ya bergabung dengan Partai Demokrat. Kalau ingin agak ideologis atau membesarkan partai, mungkin membangun koalisi baru, misalnya dengan Gerindra yang dari segi platform ideologi memang cocok dengan PAN,” ujarnya.
Ketua DPP Partai Golkar Theo Sambuaga mengatakan, Jusuf Kalla memang harus mempertanggungjawabkan perolehan suara partainya yang tidak mencapai target. Namun, pertanggungjawaban Kalla bukan di munas luar biasa, tetapi pada munas reguler yang akan diadakan Desember mendatang.
Forum Rapat Konsultasi Nasional dengan pimpinan Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar yang akan diselenggarakan Kamis (16/4) dan rapimnas khusus 23 April mendatang sama sekali tidak membicarakan soal pertanggungjawaban, apalagi untuk menggeser Kalla. Acara itu khusus membahas laporan dan evaluasi hasil pemilu dari seluruh DPD dan membahas rencana koalisi dan pencalonan Kalla sebagai Presiden dan Wapres.
Adapun peneliti senior LIPI, Ikrar Nusa Bhakti, menilai dimajukannya kembali duet SBY-JK bakal berdampak buruk memecah-belah Partai Golkar. Perpecahan terjadi karena sebagian anggota Golkar akan menilai Kalla tidak konsisten dan tidak bersikap ksatria dengan ucapannya sebelumnya, yaitu deklarasi untuk maju berkompetisi sebagai capres.
”Sebagai orang Sulawesi Selatan, Kalla yang masih memegang kuat adat istiadat suku Bugis mau tidak mau harus mundur dari Ketua Umum Partai Golkar sekaligus tidak maju lagi sebagai calon wapres berpasangan dengan capres Yudhoyono,” ujar Ikrar. ( Sumber: Kompas )

Jumat, 10 April 2009

Batu basurek terletak didesa kubu rajo nagari lima kaum berjarak 4 km dari batu sangkar.Batu basurek ini terletak di bagian atas makam raja Adityawarman.Prasasti batu basurek ini ditulis dengan tulisan jawa kuno berbahasa sanskerta.Batu basurek ini lebarnya 25 cm tingginya 80 cm dengan ketebalan 10 cm dan berat sekitar 50 kg
Batu basurek ini telah berumur 659 tahun.penemuan prasasti ini pertama kali ditulis pada
16 Desember 1880 oleh P.H. Van Hengst, Asisten Residen Tanah Datar. Prof. H Kern, seorang ahli dari Belanda,Ia orang yang pertama kali membahas prasasti dengan tulisan Jawa Kuno berbahasa Sanskerta itu. Pada 1917 dia menerjemahkan isinya adalah: :"Adityawarman maju perkasa, ia penguasa Kanakamedinindra atau Suwarnadwipa (Sumatera atau Tanah Emas). Ayahnya Adwayawarman. Dia keluarga Indra."

Adityawarman lahir dari rahim Dara Jingga, putri raja Darmasraya yang terletak di tepi Sungai Batanghari, Jambi. Ayahnya, Adwayawarman tadi, kerabat Keraton Singosari.

Tersebutlah, pada 1292 Kublai Khan dari Cina menyerang Singosari. Dara Jingga dan saudaranya, Dara Petak, membawa tentara membantu Singosari. Sayang, Singosari jatuh, dan akhirnya dikuasai Jayakatwang. Kemudian Raden Wijaya menggeser Jayakatwang dan mengganti nama kerajaan itu menjadi Majapahit. Raden Wijaya menikah dengan Dara Petak. Dara Jingga bercinta dengan Adwayawarman. Setelah menikah, Dara Jingga mengajak suaminya kembali ke Darmasraya -- dan lahirlah Adityawarman.

Setelah melakukan berbagai jasa untuk Majapahit, akhirnya Adityawarman jadi raja di Darmasraya. Dia memindahkan pusat kerajaannya dari Siguntur (Sawahlunto Sijunjung) ke Pagaruyung.

Sampai sekarang di Pagaruyung masih ada perbedaan pendapat apakah Adityawarman itu raja Minangkabau atau hanya raja Pagaruyung. Sebab, pada waktu itu yang dirajakan di Limo Kaum, Pariangan, dan Tanah Datar lainnya, adalah Datuk Parpatih Nan Sabatang dan Datuk Katamanggungan. "Adityawarman tak lebih seorang sumando,(suami dari orang minangkabau).

Senin, 06 April 2009

Konsep Id Card Palanta



konsep ID Card Palanta, diharapkan Komentarnya. maklum hasilnya masih kasar krn corelnya lagi rusak

Kamis, 02 April 2009

KRONOLOGIS KEJADIAN GALODO GUNUNG MERAPI TANAH DATAR

Bencana banjir bandang yang melanda Tanah Datar
selengkapnya
ini berawal dari hujan lebat yang mengguyur daerah ini sejak Minggu 29 Maret 2009, sekitar jam 18.00 Wib (menjelang magrib) hingga pagi. Telaga-telaga kecil yang berada dipinggang gunung Merapi tak sanggup lagi menahan air hujan, sehingga bobol. Akibatnya air deras dan cukup besar mengalir melalui sungai kecil dan menuju muaranya di Batang Selo. Air bah ini membawa lumpur, pepohonan, bebatuan dan melanda rumah masyarakat sekitar pinggiran sungai sepanjang 30 KM.

Pagi Senin,30 Maret 2009,hujan masih mengguyur daerah Gunung Merapi khususnya Tanah Datar pada umumnya. Pada pukul 6.00 WIB, terdengar bunyi gemuruh dari arah Kandang Malabuang di pinggang Gunung Merapi, bunyi gemuruh tersebut adalah dari suara bebatuan, kayu dan lumpur yang meluncur turun (bergelondongan) dihanyut air sepanjang aliran sungai. Pendudukyang tinggal di Pasie Laweh dan sekitarnya, pernah mengalami kejadian semacam ini yang pernah terjadi 30 tahun lalu tepatnya pada tanggal 30 April tahun 1979. Para orangtua yang kenal dengan suara tersebut meneriakkan warga untuk mengungsi ke arah yang lebih tinggi dari aliran sungai. Mereka bergegas menyelamatkan diri dan masih ada juga yang berusaha menyelamatkan ternak sapi dan kerbau, Namun barang-barang rumahtangga memang tidak dapat diselamatkan.

Suara gemuruh galodo tersebut memang sampai terdengar ke daerah Koto Panjang di Kecamatan Sungai Tarab yang dilalui oleh air galodo.

Menurut saksi mata, terjadi 3 kali aliran ‘aia gadang’ setelah pukul 6pagi, sekali lagi terjadi pada pukul 6.30pagi. Terakhir pada pukul 8pagi. Ke tiga kali aliran ‘aia gadang’ tersebut menghanyutkan Batang Kayu, ternak, sawah dan kebun masyarakat serta mengikis sebagian besar tanah di tepian sungai yang dilaluinya, bahkan tidak sedikit kebun masyarakat di sepanjang aliran air tersebut yang hanyut. Serta air yang meluap juga menggenangi berhektar hektar sawah.

Di daerah Tanjung, Kecamatan Sungayang yang dilalui oleh air bah tersebut melanda sebuah Rumah Ibadah, Mesjid Raya Tanjung. Aliran air yang sudah bercampur lumpur 'menghanyutkan isi mesjid tersebut. Air beserta lumpur memasuki Mesjid karena aliran sungai sempat terhalang kayu besar yang hanyut ditambah lagi karena lokasi mesjid yang tidak lebih tinggi dari sungai.

Tim SAR yang turun ke lokasi kemaren, 31 Maret 2009 melaporkan bahwa terdapat 3 titik genangan air/telaga di pinggang gunung Merapi yang harus diwaspadai. Sedangkan Tim dari Pemerintah Tanah Datar, Polisi Kehutanan, TNI dan Polri beserta Tim SAR akan naik langsung ke lokasi lereng Gunung Merapi tersebut besok 2 April 2009 untuk lebih dekat melihat kondisi Telaga-telaga yang menyimpan air dimaksud, sehingga dapat dibuat kebijakan tepat untuk penanggungan ke depan. (Sumber:tanah datar.go.id)

Bencana Galodo Landa Kabupaten Tanah Datar




BENCANA..Galodo (Air Bah) melanda 5 kecamatan di kabupaten Tanah Datar Senin (30/3) sekitar jam 6.30 WIB. Dari 5 kecamatan tersebut kecamatan Sungai Tarab termasuk yang terparah, karena sejumlah nagari seperti Pasia Laweh, Sungai Tarab dan lain-lain terkena air baha yang datang secara tiba-tiba, diperkirakan akibat bobolnya telaga di pinggang gunung Merapi.

Dari data sementara yang berhasil dikumpulkan, di kenagarian Pasia Laweh kecamatan Sungai Tarab 35 KK dengan 148 jiwa dan 1 orang meninggal, 13 ternak dihanyutkan air, 22 rumah rusak, 9 diantaranya dihanyutkan air, 1 mesjid dan 2 mushalla rusak serta 30 hektar sawah tertimbun lumpur. Pasar Pasia Laweh yang baru saja dibangun ludes tersapu galodo.

Sementara di Tanjung Alam kecamatan Tanjung Baru 50 hektar sawah tertimbun tanah, masing-masing di jorong Bayua, Gantiang Ateh dan Gantiang Bawah, sedangkan di jorong Ampaleh 2 Kepala Bandar (Irigasi) rusak. Selanjutnya di Lurah Ampuah jorong Kandang Malabuang kenagarian Lawang Mandahiliang 20 KK dengan 150 jiwa terisolasi akibat jembatan yang menghubungkan ke jalan raya terputus.

Di Koto Panjang kecamatan Sungai Tarab 8 ekor sapi dihanyutkan air dan seorang wanita bernama Ayu terluka. Sedangkan di Pakarak Pagaruyuang dilaporkan 3 ternak juga hanyut dibawa air bah.

Camat Padang Ganting Drs.Aslamuddin, Msi ketika dihubungi melaporkan, seorang mayat laki-laki berusia sekitar 60 tahun ditemukan di Surau Pasia jorong Dani nagari Padang Ganting. Diduga mayat ini berasal dari Koto Panjang, karena ada yang mengaku keluarganya hanyut dibawa air. Korban meninggal ini segera di bawa ke RSU Mohd.Ali Hanafiah Batusangkar.Ketika dikonfirmasikan kepada Pimpinan RSU dr. H.Zunirman ternyata korban yang ditemukan di Padang Ganting ini bernama Yuliar berusia 68 tahun berasal dari Koto Panjang kecamatan Sungai Tarab.

Dari data yang berhasil dihimpun, setidaknya 5 jembatan putus akibat dihantam air, diantaranya jembatan yang menghubungkan Sungai Tarab dengan Ladang Koto, jembatan Lakuang Padang Jaya, jembatan Lurah Ampuah, jembatan Pincuran Dama dan Pincuran Talo Supayang serta jembatan Talao Situmbuak kecamatan Salimpaung.

Belum diketahui secara pasti berapa kerugian yang dialami masyarakat, namun yang jelas ratusan hektar yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat rusak berat dan perlu penanganan serius untuk dapat difungsikan kembali.

Bupati Tanah Datar M.Shadiq Pasadigoe dan Wakil Bupati Aulizul Syuib yang semulanya akan melantik 4 Wali Nagari pada 4 nagari belum kesampaian, karena Kepala Daerah dan Wakil Daerah lebih mengutamakan mengunjungi tempat-tempat yang terkena musibah. Dari pagi hingga berita ini diturunkan, Bupati dan Wakil Bupati masih terus memonitor ke lokasi yang tekena bencana alam.

Kronologis Kejadian

Bencana banjir bandang (Galodo) yang melanda Tanah Datar ini berawal dari hujan lebat yang mengguyur daerah ini sejak minggu sekitar jam 18.00 Wib (menjelang magrib) hingga pagi. Telaga –telaga kecil yang berada dipinggang gunung Merapi tidak sanggup lagi menahan air hujan, sehingga bobol. Akibatnya air deras dan cukup besar mengalir melalui sungai kecil dan batang selo membawa pepohonan dan melanda rumah masyarakat sekitar pinggiran sungai sepanjang 30 KM.

Kejadian semacam ini pernah terjadi pada tahun 1979 menelan banyak korban meninggal dunia, namun kali ini kejadiannya dipagi hari sehingga sebahagian masyarakat dapat menyelamatkan diri ketempat yang lebih aman. Meskipun korban meninggal tidak seberapa, namun rumah, sawah, ternak, tempat ibadah serta sarana jalan dan jembatan mengalami rusak berat yang jelas berdampak terhadap perekonomian masyarakat.(Sumber: Pemkab Tanah Datar)