Jumat, 09 Januari 2009

YAMAHA V-IXION 2007 (PONTIANAK)





Kondom Tanda Macho

Saat melihat modifikasi Yamaha V-ixion di edisi 490 lalu yang begitu macho, membuat Hendrik jadi naksir. Langsung deh doi ngontak MOTOR Plus buat tanya alamat sang modifikator. Kebetulan mereka berasal dari kota yang sama, Pontianak. “Saya naksir dengan bentuk tangkinya yang besar,” katanya waktu itu.
Setelah mendapat alamat YZ Custom yang ditunjuk Em-Plus, langsung saja Yamaha V-ixion milik Hendrik diserahkan untuk dirombak. “Mintanya cuma ingin motor yang lebih berotot, konsep sepenuhnya dipercayakan pada kami,” kata Ferdi Yusmin sang modifikator. Tapi, sang pemilik tetap tidak ingin ubahan yang begitu ekstrem.
“Karena itulah saya hanya menerapkan sistem kondom saja, supaya tampuilan berubah tapi tidak terlalu drastis,” cerita Iyus, panggilan Ferdi. Seluruh kondom yang dipakai berbahan dasar fiberglass tanpa rasa, beda dengan kondom yang lain lho.
Proses pengondoman ini enggak hanya sekadar pelapisan ulang saja. Sengaja dibuat memiliki lekukan atau berundak supaya kesannya berotot. “Kalau sekadar besar tanpa otot kan malah kurang seru,” kata modifikator bertubuh kurus ini. Tapi dengan trik ini juga akan menipu, tampilan besar tapi kapasitas tangki masih seperti standarnya saja.
Proses penambahan ‘daging’ ini juga terjadi sampai buntut. “Itu supaya buritan jadi lebih tinggi juga menyesuaikan dengan ubahan yang terjadi di bagian depan,” lanjut Iyus. Memang keharmonisan kedua bagian ini perlu dijaga, jangan sampai jomplang.
Meskipun banyak menggunakan fiber, tapi Iyus berani jamin kalau bobot motor enggak banyak berubah. “Itu karena menggunakan dempul yang tipis saja, kalau ketebalan nanti malah yang punya motor komplain karena berat,” cuap pria yang doyan omong dari Kota Baru, Pontianak.
Pembengkakan di bodi sedikit diikuti di bagian kaki-kaki. Tapi hanya sekadar ganti pelek, swing-arm dan ban dengan buatan lokal. “Sengaja pesan arm dan pelek dari Jakarta karena di sini susah dapatnya,” tutup Hendrik.
LAMPU SENTER
Hendrik melakukan sedikit custom di bagian bawah head lamp. Ini lampu senja atau lampu kecil tambahan. Ternyata ini menggunakan material yang unik lho. “Saya pakai copotan lampu senter, awalnya pakai lampu variasi eh malah nggak nyala. Sekarang lebih sip,” cuapnya bangga dengan ide murah meriahnya ini.
SAYANG ANAK
Jurus Hendrik untuk membuktikan perasaannya menjadi ayah baru juga dilakukan di V-ixion ini. Nama sang putri yang baru 4 bulan dengan bangga ditorehkan di bagian shroud atau sayap di samping tangki. Terlihat jelas tulisan Calligenia di kedua sisinya. Itulah nama sang putri tercinta.

DATA MODIFIKASI
Pelek : Power
Ban depan : Swallow 100/70-17
Ban belakang : Swallow 140/70-17
Upside down : Variasi Thailand
Swing-arm : Kumis
Head lamp : Yamaha Jupiter MX 135LC
(Sumber : Motorplus Online)

HONDA MEGA PRO 2003 (MALANG)





Modern Tapi Membingungkan

Kalau hanya berdasarkan fotonya saja, pasti nggak ada yang bakal tahu ini motor merek apa. Berani taruhan deh. Pasalnya seluruh identitas yang menjadi ciri tertutup semua. Misalnya saja bentuk rangka, desain mesin atau lampu depan dan belakang. Semuanya sudah hilang, jadinya kan bikin bingung.
“Itu karena fairing yang benar-benar menutupi seluruh bodi, nggak hanya setengah,” kata Arno dan Ardi dari Amoba Fiber Planet yang bikin ide gokil kali ini. Bentuk baru motor ini menggunakan material fiber. Konon inspirasinya mengambil ide dari Honda CBR400, tapi bagian mananya ya?
“Idenya saja sih, karena semuanya juga dicustom ulang demi menyesuaikan bentuk buritan yang murni ide sendiri,” cerita Arno lebih jauh. Fairing depan yang benar-benar besar ini ternyata terdiri dari 3 bagian atau sambungan. Hal itu supaya lebih gampang dalam pembuatan.
“Sekilas terlihat enggak optimal dan aneh ya, tapi kalau sudah diajak ngebut, laju motor tetap stabil lho walaupun covernya gede begini,” jujur Arno yang doyan tampil fungky ini. Ah masa iya, bro?
“Tetap stabil karena memperhatikan lekukannya dan dibuat juga lubang udaranya,” timpal Ardi enggak mau kalah. Kisi udara di bagian samping memang cukup lebar, hal itu katanya untuk meminimalisir turbulensi udara jika motor melaju. Adanya lubang itu juga tentunya untuk mempermanis tampilan secara keseluruhan.
Selain itu meskipun bodi gambot begini mereka tetap mempertahankan arus udara kearah mesin supaya tidak terjadi overheat. Maklum kan masih pendingin udara, belum menggunakan radiator layaknya motor sport gede betulan.
Hal lain yang layak diacungi jempol adalah trik mereka dalam pemilihan cat dan grafis. Sadar bodi baru sudah terlihat begitu besar, maka mereka menggunakan warna dasar putih. Sebab jika warna dasarnya gelap maka akan menimbulkan efek tambah besar, terlihat ngeblok. Jelas jelek tentunya.
Selain itu dengan coretan airbrush bertema grafis maka efek gendut dan besar tadi semakin bisa dieliminir. Itu trik pintar namanya.
KONDOM SOK
Bodi yang berubah gede tentunya harus diikuti kaki yang besar juga. Kalau enggak, jadi lucu dong. Hal itu juga dipahami kedua arek Malang ini. “Karena itu untuk bagian depan sok standar kita tutupi dengan kondom baru menggunakan bahan fiber, jadinya kan lebih gendut juga tuh,” cerita keduanya .
Begitu juga dengan pelek. Mereka ngaku bahwa mereka menggunakan pelek custom yang dibuat sendiri. “Ngerol besinya harus benar supaya jalannya lurus, yang penting tapaknya lebar,” cuap Arno. Tapi yakin aman gak ya?
JOK SOFA
Ardi sempat mengatakan bahwa inspirasi awalnya diambil dari motor drag Amerika. Cirinya punya ukuran bodi yang panjang supaya stabil saat start. Karena itulah mereka membuat bodi motor ini juga molor sampai 40 cm.
Tapi sayangnya mereka menggunakan jok model sofa. Hal ini tentu saja enggak sejalan alias kurang harmonis. “Malah sekarang jadinya enggak cocok buat balap ya,” aku Ardi usai kelar proyek modifikasinya ini.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Duro 110/60-17
Ban belakang : Batlax 190/50 x 17
Pelek depan : Hand made
Pelek belakang : Hand made
Sok depan : Custom
Sok belakang : YSS
Swing-arm : CBR400
Karburator : RX-King
(Sumber : Motorplus Online)

YAMAHA NOUVO 2006 (BANDUNG)





Satu Sasis Dua Mesin
Bukan hanya saja shampo yang menganut sistem 2 in 1 alias dua dalam satu, ternyata Nouvo karya Dadang Firmansyah ini juga melakukannya. Buktinya, dalam satu sasis baru karyanya, Dadang memasang dua mesin. Satu mesin Nouvo sedangkan yang satunya lagi punya Mio.
“Alasannya supaya terlihat ekstrim, kami ogah modif hanya tempelin variasi doang,” kata Dadang, juragan Bad The Gonk Modified yang melakukan ubahan tersebut. Jadi setiap mesin tadi lengkap bersama karburator dan transmisi untuk menggerakkan masing-masing roda yang terdapat di belakang.
“Sebelah kanan Mesin Nouvo dan kiri punya Mio,” lanjutnya. Tentu saja ubahan ini memaksa merombak total sasis. “Semuanya menggunakan pipa ukuran ¾ inci,” kata pria yang buka bengkel di Jl. Utama, No. 40, Padasuka, Cicaheum, Bandung ini. Pipa ukuran besar ini nggak hanya di belakang tapi juga ditambahkan pada bagian depan.
Tapi, ternyata untuk menggerakkan kedua mesin ini hanya menggunakan satu grip gas saja. “Pakai punya RX-King yang memiliki dua kabel, kemudian modifikasi ke masing-masing mesin,” lanjutnya dengan logat Sunda yang kental. Selain itu untuk tangki bahan bakarnya juga tetap satu.
Dengan modifikasi yang dilakukannya ternyata skubek ini bisa berjalan normal. “Jadi nggak ada efek ketarik kanan atau kiri, itulah rahasia kita,” bangganya. Bahkan setelah proyek ini Nouvo tersebut dirombak lagi menjadi 3 mesin. Alasannya biar bisa mundur. Benar-benar ekstrim.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Deli Tire 110/80-16
Ban belakang : Deli Tire 110/80-16
Sok belakang : Yoko
Filter udara : Koso
Bad The Gonk : 0858-6096-9369
(Sumber : Motorplus Online)

Suzuki Thunder 125 2006 (Gorontalo)





Mata Garang Alien

Kenalkan, nama pemilik Suzuki Thunder 125 ini Awaludin Oli. Pemuda akrab disapa Wino ini bukannya juragan oli, tapi mahasiswa Universitas Gajah Mada Jogja. Di kampung asalnya Gorontalo yang terkenal sektor pertaniannya itu jarang sekali motor modif melintas di jalanan. Makanya supaya membius orang sana, dia modif Thunder-nya.
Wino yang kini kuliah Magister Fakultas Geografi Pengelolan Lingkungan UGM ini sekaligus pengin unjuk gigi. Bukannya unjuk gigi dengan buka mulut terus menerus, itu sih gila, tapi cukup dengan modifikasi motor. Menunjukkan pada teman daerahnya soal selera modifikasi yang tinggi.
“Konsepnya motor yang bisa dipakai harian dan aman. Sebab bila pulang ke Gorontalo nanti, motor akan dipakai untuk melaksanakan tugas di lapangan?” kata Wino yang Tinggal di Komplek Pogung Baru, Blok B, Sleman, Jogja.
Dikatakan lebih lanjut oleh Wino, bahwa pengerjaannya memang bukan dilakukan sendiri. Melainkan diserahkan pada Didi Jhony, pemilik rumah modifikasi Jhony Custom Indonesia (JCI).
Sesuai konsep yang disepakati awal bahwa motor modif untuk harian, maka di tangan Jhony pun tidak langsung dirombak abies. Melainkan hanya diganti atau ditambah seperlunya. Seperti sasis atau rangka yang dibiarkan sesuai aslinya. Hanya ditambah beberapa penguat seperti tubular dari pipa besi ukutan 1,5 inci.
Juga sok depan masih dipertahankan keasliannya, karena memang masih kuat dan layak dipergunakan. Tapi untuk sok belakang sudah diganti monosok Kawasaki Ninja. Biar kokoh, swing-arm ditukar lengan ayun model Aprilia RS125 hasil dari custom dewek.
Karena alam Gorontalo yang jarak atar daerah satu dengan lain masih jauh, maka tangki pun dibikin berkapasitas besar. “Atau dengan kata lain, bisa menampung banyak bensin,” kekeh Wino yang tidak ada hubungan dengan Wiro Sableng itu.
Jok dibikin bersusun ala Cagiva Mito. Begitupun bodi belakang meniru motor keluaran Italia itu. “Namun dikembangkan sendiri supaya seirama tangki dan bulatan lampu depan,” jelas Didi dari Jl. Moga Pulosari, Km 1, Moga, Pemalang.
Namanya juga konsep harian, harus tetap menjaga safety riding. Maka dari itu juga dipasang spion dan lampu penerangan. “Bahkan lampu penerangan tidak hanya di depan dan belakang. Melainkan di tutup mesin juga dipasangi,” sela Wino yang juga anggota Thunder Club-125 Gorontalo ini.
“Untuk lampu depan agak kecil namun seperti mata alien yang melotot, tapi sudah cukup terang. Karena, itu sebetulnya lampu kabut. Kalau dilihat seolah dia melototi kita. Seperti mata alien yang garang,” tutup Didi sambil cekikikan.

DATA MODIFIKASI
Ban : Battlax
Pelek : Power Ring 17
Knalpot : Power
Setang : Renthal
(Sumber : Motorplus Online)

Kamis, 08 Januari 2009

HONDA MEGA PRO '05 JAKARTA


Mega Alien Superbike
Mulyono emang ogah tampil biasa aja, apalagi buat tampilan besutan hariannya, “Musti beda dengan konsekwensi kudu beraksi modi” bilangnya bersiap ngeresto Mega Pronya.
ALLIEN CONCEPT
Berbekal inspirasi modi dari majalah automotive manca, doi lakoni rancang bangun berkonsep moge Allien Look. Full pengerjaannya kudu beda dari yang ada, so doi harus membuat matras cetakan anyar buat mascot yang dikonsepi Allien style ini.
KAKI-KAKI
“Membuka aksi, gue cangkok kaki-kaki moge eks Aprillia RS 125 lengkap dengan fork up side down serta banana armnya” jelas lajang from Depok yang langsung memadukannya dengan tambahan pelindung fender baik lingkar depan maupun buritannya.
FIBERTRENS BODY WORK
Selanjutnya body set jadi jujukan modif dengan berbekal aplikasi fiber trens dengan diawali dengan pembuatan matras anyar. Yang bikin eksotis, fairing depannya didesain berlampu kombinasi Mio Soul bareng Suzi Spin yang visornya sengaja disambung menyatu gas tank. So pasti side fairingnya kudu dicoak untuk memberi ruang gerak setang japitnya. Dari gas tank, fibertrens disambung rapi menuju ekor meruncing yang dimuarai tancapan stop light rujukan Jupie MX.
PERFECT DENGAN KAKI KEKAR
All out body style memang wajib diacungi jempol. Tongkrongannya futuristic dan jelasnya keluar pakem trend modif sport anak negeri. Hanya saja ada sedikit ganjalan di hati Otre saat memperhatikan dimensi kaki yang Otre rasa kurang kekar. Jika lingkar depan digawangi ban berukuran 140 serta belakang 190, pasti tambah kompak dengan body gambotnya. . (Sumber: Oto Trend)

YAMAHA JUPIE Z '04 PONTIANAK



Revolusioner Transeksual
Ini benar-benar revolusioner, ganti kelamin transeksual nggak hanya dari Jupie cub ke Supermoto ekstrem, bahkan juga dari mesin single silinder jadi berkonstruksi L-Twin. “Konsepnya dari oret-oretan desain yang langsung dituangkan ke motor,” seru Gunawan, modifikator dari Planet Custom Pontianak.
TUBULAR FRAME
Rangka dibikinkan baru, niru rancangan tubular frame dari Ducati Monster. Bahannya dirancang dari pipa besi gas 3/4” yang dipancang hingga merubah tampilannya jadi berbasis sosok sport. Sementara itu rangka orsi Jupie hanya menyisakan dudukan mesin dan home stir only.
BODY STYLE
Selanjutnya permainan fiber mulai dilakoni dari bodi sampai tangki, lampu depan milik Satria FU dicustom. Desainnya mirip Supermoto, lampu depan menyatu dengan spatbor. Tangki dibikin ramping, begitu juga jok lebih tipis mirip trial.

KAKI-KAKI
Konsep yang dipilih adalah Supermoto, otomatis kaki-kakinya jadi jenjang dan berground clearance tinggi. Sok depan up side milik Nice tech, dicombo dengan pro arm dari NSR SP 150 komplit beserta monosoknya. Pontianak lagi trend limbah moge, Gunawan juga mengaplikasikan. Pelek belakang bawaan dari NSR SP, berbeda dengan depan milik Racing Boy 17”. Keduanya berbalut karet aspal Battlax 110/70x17 dan Delitire 130/80x17, bikin kekar Supermoto jadi-jadian.
L-TWIN ENGINE CONFIGURATION
Gaya transeksual lebih maju dikit ala Planet Custom, tidak hanya bodi doang tapi mesin juga diakali. Mesin tidur ditambahi mesin jadi-jadian, ditambahi satu gelondongan silinder set GL Pro hingga terlihat bermesin L2 ala Ducati. “Ini julukannya mesin panas dingin, artinya saat digeber dan mesin bekerja, silinder set mesin asli pasti panas, sedangkan silinder set mesin ‘kedua’ jelas dingin atau hangat saja,” kekeh Tito, redcrew ototrend yang juga kerap bikin mesin ‘panas dingin’ di Binter Merzy kesayangan.
Pasangnya mudah banget. Bikinkan dulu adaptor dari plat setebal 1,2 mm yang penampangnya dibikin kotak dan disesuaikan dengan lekukan yang ada di blok mesin bagian atas milik Jupie. Lantas, adaptor ini dihubungkan dengan braket yang ditautkan ke rangka utama. Mencegah agar tidak terlalu bergetar, bagian atas silinder set ‘palsu’ sebaiknya ditautkan pula ke rangka. . (Sumber: Oto Trend)

YAMAHA MIO ;05 SERAGEN


Era baru teknologi modi makin menggema di bumi nusantara. Kalo Hypercrea Jatim pada edan menekuni teknologi air suspension, Hypercrea Jateng tak kalah hebat. Kali ini hypercrea SPION, Danar Widianto Putro sukses merilis maskot electrical ‘n mechanical Matic ATV berbasis Mio.
KAKI-KAKI
Awal aksi dilakoni dengan menata kaki-kaki. Dua biji gardan Suzuki ST ditancapkan di rangka orsi dengan braket plat. Lalu keempat as rodanya dipasangi ban off road traktor Quick. Biar nyaman, keempat bannya dikonstruksi bersuspensi independent dengan mengusung konstruksi depan ATV yang disetting pula buat sisi belakang.
MECHANICAL TECH
Mechanical tech dirilis dengan pembuatan girboks pengubah putaran output as CVT orsi agar keempat rodanya bisa berputar bareng ala 4 WD. “As output roda kupasangkan dengan gigi nanas yang mengubah arah putar transfersal jadi longitudinal,” bilang Danar.
Lalu putaran anyarnya dihubungkan dengan gigi rasio RX King, selanjutnya putaran output diteruskan ke as kokel yang menyambung gardan depan dan belakang untuk memutar keempat rodanya. Selain itu, komposisi gigi rasio RX King juga bisa menghasilkan gerakan maju atau mundur pada ATV-nya.
FOUR WHEEL STEERING TECH
ATV Danar juga digagahi four wheel steering tech. Jadi saat roda depan belok kiri, roda buritan belok kanan. Kuncinya ada pada sepasang as yang yang menghubungkan roda kanan depan dan roda kiri belakang. Kedua ujung as disatukan lengan yang dihubungkan berlawanan arah.
ELECTRICAL TECH
Untuk memudahkan operasional, ATV ini dibantu aplikasi motorized tech mengandalkan dynamo kipas air mobil. Untuk gerak maju-mundur, tuas pemindah posisi gigi rasio RX King digerakkan dynamo kipas air kaca belakang Isuzu Panther. Untuk gerak belok rodanya, Danar memanfaatkan bantuan dynamo kipas air depan Isuzu Panther.
BODY WORK
Dongkrak tampilan akhir, balutan body stylenya mengandalkan bahan fibertrens. Konsepnya dirancang semirip tongkrongan ATV Yamaha Raptor dengan balutan warna item legam lambang kebengisan serta kombinasi merah lambang keberanian. . (Sumber: Oto Trend)

HONDA CS 1 MOJOKERTO


Pengen membuktikan kalo Honda CS1 bisa dimodifikasi, bikin Dhino tertantang. Maklum doi fans berat semua produk keluaran Honda. Selanjutnya dari ngelamun melihat headlamp depan CS-1 ini, doi lantas terbesit dibenaknya sosok kepala bak Spiderman.
KAKI-KAKI:
Sokbreker depan digusur upside down bertabung gas dengan gawangan cakram 32mm merk PSM.Cengkeramnya dilayani kaliper Nissin 4 piston, klop! Buat belakang dipakai PSM dengan kaliper semerk. Sekujur mesin, dan bagian kaki-kaki langsung dilebur krom yang dicandytone emas. Mantap!
BODI AIRBRUSH:
Makin menguatkan kesan si pahlawan laba-laba, sekujur bodi diairbrush jaring laba-laba. “ aku bikinkan di Atim Airbrush Tuban,” ucap Dino. Lampu depan jadi mata spidy dengan logo laba-laba di atasnya. Supaya makin ciamik, bodi tengahnya dicat biru doff. Sosok spiderman langsung keliatan.
DETAIL:
Mendongkrak garangnya spider 1, custom plat besi model jaring laba-laba ditambahkan sebagai asesoris. Tuh banyak banget jaring-jaring yang dibikin. Uniknya fairing bawahnya dibikin bak jaring dari plat besi yang juga berfungsi sebagai standart tengah. Motifnya juga jaring-jaring dibikin empat buah agar posisi motor bisa tegak, “Sugik yang bikin sampai nggak bisa tidur mikirin motif ini,” kisahnya. Jaring dari besi ini juga menjalar ke cover knalpot, jok, cover sepatbor, spion, dan aseso lainnya. Bisa buat melekat ke dinding gak ya? He..he..
IBE:
Nggak mau nanggung, batok stang CS1 yang gendut langsung dihilangkan spidonya. “Banyak yang bilang spido ini jelek, makanya tempatnya digusur ke tengah,” kata pengaplikasi karbu NSR SP ini. Sebaliknya spidometer ini dibaliknya ditempati sound system. Head unitnya pakai layar 4 inch merk Newman ditempatkan di balik windshield depan. Buat pengisian dipakai dua aki, satu ditempatkan di posisi awal, sedang satunya pakai aki mobil dengan memotong tempat bensin hingga susut 2 liter saja. “Buat pengisian tinggal pencet tombol-tombol yang ada di batok stang, “ tutup Dhino. (Sumber: Oto Trend)

Yamaha Scorpio 2008 (Jakarta)





Pengecilan Dimensi Intruder

Di kepala Imam Syafei, banyak sekali desain yang mau dicontek buat modif Yamaha Scorpio miliknya. ”Seperti lihat di MOTOR Plus, ia kesemsem model Honda Goldwings. Ia juga suka bentuk utuh Suzuki Intruder,” jelas Wiryady alias Ajie Thunder asal Fajar Makmur Modification.
Menurut Ajie, Imam yang klub BRI-Kers Jakarta itu kepincut beberapa varian beken. Namun anehnya, saat ditanya Ajie lewat telepon, Bang Imam belum punya motor. “Makanya saya beli Scorpio. Waktu itu kilometernya masih nol, langsung saya boyong ke Adjie,” enteng pegawai BRI ini.
Soal taste alias selera, Imam nggak suka sport juga streetfigher. ”Maunya desain yang secara ergonomi santai. Makanya pilihan chopper sangat tepat,” ungkapnya lagi.
Dari situ, Ajie cepat tanggap. Scorpio yang sudah nongkrong di bengkelnya langsung dirombak. Baginya, sasis dari center bone ke depan sudah tak perlu dievaluasi. ”Saya ubah dari tengah ke belakang. Dibuat baru sama sekali,” tekad Ajie yang aslinya tukang servis AC pindah haluan jadi builder.
Tujuannya jelas. Konstruksi Scorpio yang siaga dan agak tinggi tidak mungkin bisa dipertahankan untuk jarahan chopper. Makanya dari tengah ke belakang, ia perlu membuat sasis baru yang agak ke bawah, termasuk lengan ayun sumbangan Honda Steed 400.
Dari situ bentuk dasar didapat. Adjie sertamerta membuat tangki chopper plus sepatbor ala ducktail sesuai genrenya. “Setang bullhorned termasuk raiser kami buat sendiri. Detail macam lampu depan belakang variasi moge dan penguatan di kaki-kaki yakni sok depan upside down Aprilia,” kata builder
Sentuhan akhir, Fajar Makmur sreg memilih knalpot Honda Shadow agar suaranya ngebas. Wuzzzz...

KOMENTAR EM-PLUS
Kerapihan tim Fajar Makmur soal menata chopper full dressed model begini patut diacungi jempol. Seperti sepatbor belakang yang mendekati ducktail memang cocok untuk karakter motor rapi dan tidak terkesan liar. Padahal bengkel modifikasi ini tidak sepsialis chopper lho.
Tak cuma itu, untuk menyeimbangkan tangki gede di bagian atas, girboks palsu berbahan fiber cukup berhasil. Apalagi boks kiri-kanan yang buatan dewek cukup rapih dan membawa nuansa elegan di motor ini.
Mungkin agar tampak semakin padat, Ajie merancang knalpot 1-2 untuk motor ini. Kalau boleh komentar, kesan ‘berat’ semakin kuat. Tapi jika memang maksudnya agar motor tampak semakin berisi, owner dan builder tergolong berhasil. Hanya saja konsep clean, simpel dan kejujuran desain harus sedikit ngalah.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/80-18 inci
Ban belakang : Battlax 250-17 inci
Pelek depan : 3 x 18 inci 3 inci
Pelek belakang : 7,5 x 17 inci
(Sumber: Motor Plus Online)

Kawasaki Ninja 250 2008 (Karawang)



Biasa banget kalau lengan ayun moge dipakai untuk modifikasi. Tinggal beli dan pasang, beres. Beda sama Adi ‘Gondes’ Setiawan yang tidak mau dibilang biasa itu. Builder dari Gondes Modification ini ogah memanfaatkan komponen moge dalam bekarya. Doi percaya bisa dibuat pakai tangan alias handmade.
Gondes yang boleh dibilang Gondrong Ndeso ini bikin lengan ayun dan sepatbor kolong pakai pelat di Kawasaki Ninja 250R. Kelebihan part yang dibikin Gondes enggak mengorbankan main frame atau subframe. “Diameter as lengan ayun tetap pakai standar. Sumbu roda pun tetap seperti semual,” beber Gondes yang asli Pemalang, Jawa Tengah itu.
Berbeda kalau pakai komponen limbah. Pastinya bawaan standar bodi motor bakal berubah. Ukuran atau dimensi ori bisa jadi sudah nggak kepakai. Ujung-ujungnya dana lebih banyak. “Saya pakai jauh pun nggak ada masalah,” celetuk Tatang Hermawan, pemilik Ninja 250R.
Makanya, ada baiknya mengikuti jejak Gondes. Mengandalkan keahlian bikin komponen berarti memajukan sumber daya manusia Indonesia. Tidak bergantung sama produk luar negeri yang pastinya duit kita malah lari ke negeri seberang. Wah, itu sih bukan bikers Indonesia banget.
Kalau bicara builder, sejatinya keahlian merancang dan membuat komponen sendiri mesti dihargai dibanding beli jadi. Seperti builder di luar negeri, handmade jadi parameter. Semakin besar nama sang modifikator, semakin baik karya handmade yang dihasilkan. Makanya, Gondes tetap percaya keahliannya bikin part akan lebih cepat diterima. Mengandalkan pelat 3 mm dan menghabiskan pelat tiga meteran, bikin lengan ayun model moge 600 cc. “Sulitnya saat pelat dibentuk seperti swing-arm yang diinginkan. Terus, lebar lengan ayun bisa masuk ban 190 mm,” beber warga Puri Kosambi, Blok CC, No. 29, Karawang Timur.
Enggak berhenti samapi di sini. Masalah posisi rantai pun dipikirkan. Lubang jalur rantai dirancang tanpa sedikit terjadi gesekan dengan lengan ayun. Jadi, aman dan awet buat rantai.

SEPATBOR PELAT
Pemilihan pelat merembet juga ke sepatbor. Bukannya lebih banyak yang menggunakan fiber? Tapi diyakini, pakai pelat jauh lebih awet. Bahan pelat enggak gampang retak atau patah karena gesekan.
Lempengan logam yang dipakai Gondes tebalnya 1 mm. Ringan dan mudah dibentuk sesuai keinginan. Supaya posisinya enggak dan juga bisa mengurangi efek getar jika dipasang dengan baut 6 mm.
Handmade memang bikin semuanya jadi mesti terukur!

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Batllax 120/55-17
Ban belakang : 190/50-17
Pelek depan : Honda CBR400
Pelek belakang : Kawasaki ZX600
Sok depan : Suzuki GSX400

(Sumber: Motor Plus Online)

Siapa Bakal Fight Lebih?


Pertarungan antara motorsport kelas 200 cc, bakal lebih seru dengan akan hadirnya Kanzen Roadwin 200 di pasaran. Lalu, bagaimana dengan sport yang baru saja launching ya? Kiranya bakal fight atau nggak!
Jangankan sampeyan, kita aja penasaran. Makanya Em-Plus coba komparasi soal fitur dan desain yang ditawarkan ke konsumen. Komparasi dilakukan antar tiga motor laki unggulan, Honda New Tiger Revolution, Bajaj Pulsar 200 DTS-I dan Kanzen Roadwin 200. Telaahan paling dominan adalah soal fitur yang jadi aspek utama konsumen membeli motor.
Ketiganya punya range harga di atas Rp 15 jutaan. Artinya, mereka tak hanya dipandang sebagai tranportasi daily use, tapi sudah masuk wilayah lifestyle, aktivitas hobi baik turing atau sekadat imej. Let’s see…
JARUM VS DIGITAL
Saat berkendara, pandangan mata kadang tak hanya tertuju pada jalan. Tetapi, ada kemungkinan kalau pengendara melakukan pengecekan sistem kerja motor lewat spidometer. Artinya, fungsi spido jangan dianggap remeh.
Nah di antara ketiga motor sport itu, spidometer milik Bajaj Pulsar tergolong canggih. Itu karena Pulsar menawarkan teknologi digital. Bukan lagi jarum untuk menunjukan angka kecepatan dan odometer.
Begitunya, pengendara tidak perlu membuang waktu sedikit lebih lama ketimbang membaca angka kecepatan yang dipandu jarum. Jadi, konsentrasi pengendara untuk tetap memperhatikan jalan di depan sedikit lebih besar.
Justru sedikit lebih menarik kalau komparasi spidometer dilakukan antara New Tiger Revo dengan Roadwin 200. Ketika Tiger menawarkan konsep berbeda macam A-simetris, maka Roadwin justru tampil layaknya spidometer Tiger generasi lama.
Ya! Dengan konsep panel dasar putih, bentuk dan model indikatornya pun tidak jauh beda. Mungkinkah seharusnya Roadwin sedikit lebih canggih? Mengingat konsep desain bodi dan sasis yang ditawarkan layaknya streetbike ala Italia.
Untuk soal ini Edi Setiadi pengamat desain dan dosen FSRD ITENAS memberi gambaran. Yang jelas desain di spidometer haruslah informatif. Untuk Honda dan Kanzen misalnya, petunjuk bahaya dalam kecepatan tertentu tidak tertera. Sedang dalam Bajaj, konsep digital lebih memudahkan pengamatan. “Apalagi petunjuk di luar kecepatan dan RPM tergolong lengkap. Di sisi ini spido Bajaj jelas unggul,” kata Edi.

PENDINGINAN LEBIH
Bajaj Pulsar terasa lebih jeli untuk mendekati konsumennya. Ini terlihat dari fitur pendinginan lebih yang ditawarkan. Meski hanya sebatas oil cooler, bukan radiator, tapi tentunya fitur ini tak ada di dua kompetitornya.
Begitunya, gejala mesin terlalu panas pun bisa diredam. Dan juga, mutu oli tetap terjaga akibat sirkulasi yang dilakukan lewat oil cooler itu. Sementara, di Honda New Tiger Revolution dan Kanzen Roadwin 200 tetap mengaplikasi pendingin udara.

MONO VS DUAL SHOCK

Teknologi model sok belakang juga jadi pertimbangan kala konsumen membeli motor. Betul? Nah, di antara ketiganya, Kanzen Roadwin 200 menawarkan konsep monosok. Sedang dua kompetitornya tetap bertahan dengan gaya dual atau dua sok belakang. Untuk soal fungsi, kemampuan atau kestabilan sok dua juga enggak kalah hebat sih. Sebab dari Honda New Tiger Revolution dan Bajaj Pulsar 200 juga menawarkan peredam kejut yang dilengkapi dengan fitur gas. So, empuk dong!
Kalau bicara estetika tentu lain lagi. Virus atau tren motor modern adalah clean and simpel. Apalagi untuk yang bergaya sporty seperti yang ditawarkan ketiganya. Di sini gaya monosok tentu lebih dilirik dan up to date. Di soal ini, Kanzen boleh bangga!

LED LAMP
Buat penerangan di lampu belakang, nampaknya Kanzen kudu mengalah dengan Tiger dan Pulsar. Itu karena kedua kompetitornya mengaplikasi model LED. Begitunya selain daya pancar cahaya yang dihasilkan kompetitor lebih terang, juga lebih hemat arus listrik.
Soal bentuk, desain lampu yang ditawarkan Pulsar dan Tiger pun enggak kalah menarik. Dengan mika putih, lampu belakang Bajaj terlihat futuristik. Githu juga dengan New Tiger yang membedakan antara mika lampu rem dengan lampu malam. Jadi lebih mudah dicermati pengendara di belakang. Ngomong soal Lampu. Desain Tiger berani tampil beda lewat konsep asimetrisnya

DESAIN BODYWORK SECARA KESELURUHAN
Konsep double down tube yang dipakai Kanzen lumayan mencuri perhatian. Apalagi desain yang dia pilih cukup clean dan simpel. Lekukannya juga minimalis tanpa mengesampingkan kesan gahar di motor laki. Yang pasti, pilihan monosok jadi keunggulan yang berdampak pada desain keseluruhan.
Honda dan Pulsar lain lagi. Untuk Honda, kesan futuristik khas cruiser Eropa lewat asimetris dan detail yang rapi jadi pertimbangan. Apalagi motor ini ada dalam naungan pabrikan yang sudah melegenda di benak bikers Indonesia.
Sedang Bajaj sebagai new comers, cukup berani dengan desain brasa Italia-nya. Buntut meruncing dengan desain lampu yang ekstraordinary jadi evaluasi tersendiri. “Tapi di soal streamline, Honda lebih terasa,” nilai Goy Gautama, dosen senirupa ITB yang juga pengamat desain motor asal Bandung. Ia juga didaulat jadi juri di MOTOR Plus Award 2008 bersama Edi Setiadi.(Sumber: Motor Plus Online)

Lampu Smash Bikin Keren


Honda Mega Pro pakai lampu rem Suzuki Smash (gbr. 1). Selain ganteng dan gaya, aplikasi ini lumayan hemat. Soalnya kalau pakai lampu asli gampang patah. Kan sein dan lampu rem memang terpisah. “Kena senggol dikit atau saat parkir di tempat padat,”

Untuk pasang lampu rem Smash di Mega Pro kita perlu merombak merombak bagian atas dan bawah cover buritan rumah batok lampu Mega Pro terlebih dulu. Caranya dipotong pakai cutter dan dibentuk mengikuti kontur lampu rem Smash. Tapi sebelum dimodif beli dulu lampu rem Smash yang dilego kisaran Rp 50.000.

Kalau sudah dapat, sekarang tinggal bikin dudukan lampu. Biar gampang, pakai pelat tipis 2 mm yang dibentuk mirip huruf T (gbr. 2). Kemudian, lubangi masing-masing ujung pelat pakai mata bor 8 mm. “Utamakan bagian yang rata jarak lubangnya. Ikuti dua baut yang terpasang pada lampu rem. Sebab lubang ini bakal jadi adaptor lampu rem yang diikat mur 10.

Jika pelat sudah berlubang semua, bagian lubang atau batang pelat lainnya bisa ditekuk. Buat sekaligus lubangi pakai mata bor 8 mm tepat di atas cover belakang. Lubang itu nantinya bakal dijadikan dudukan lampu rem bagian atas.

Baru deh lampu rem Smash bisa dipasang dengan cara memasukan lampu bebek Suzuki itu langsung ke cover belakang. Kemudian ikat mur dan baut pakai kunci 10.
Sip, dan pasti lebih keren.

Modifikasi Bajaj Pulsar 180cc: Pulsar 180cc Hitam dengan Fairing FU



Nampaknya makin banyak saja yang ingin memasang fairing Suzuki Satria FU di Bajaj Pulsar 180cc-nya.

Bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk memasang fairing FU:
 Pilox item glossy 1 botol
 Pilox pernis 1 botol
 Mur-Baut plus ring ukuran 10 2cm, 12 biji
 Fairing FU
 Amplas halus 1000, 1 lembar
 Amplas kasar 80, 1 lembar
 Gergaji besi yg kecil
 Ring karet 13 buah
 Cutter 1 buah
 Skotlite 3M 2 warna masing2 1 meter, lebar 10 cm
 Ada 7 buah dudukan dari plat besi

Di atas itu baru bahan dan peralatannya. Untuk memasang dan membuat dudukan, Anda perlu punya ketrampilan teknis yang bagus.

Minggu, 04 Januari 2009

Kepala manusia, Tubuh Gurita (Gurita ber-kepala manusia)


Ini nih yang aneh, di Berok Nipah Padang, Sumatera Barat. dikejutkan dengan binatang yang bernama gurita tapi memiliki kepala yang mirip banget dengan manusia. Aneh tapi nyata, itulah yang dialami warga Padang dikejutkan oleh gurita yang dimasak menyerupai kepala manusia, Minggu kemarin.

Menurut Ita, peristiwa itu berawal ketika dia memasak gurita. Tiba-tiba, mendadak kepala gurita yang dimasaknya nongol di dalam kuali. Dia langsung terperangah karena gurita yang dimasak tak seperti biasanya.

“Saya terkejut. Ketika saya masak gurita, mendadak kepala gurita itu nongol di dalam kuali menyerupai kepala manusia,” katanya.

Sontak dia mengurungkan melanjutkan memasak cumi tersebut. Kemudian dia langsung memberitahu suaminya Siman (42) bahwa cumi yang dimasak tersebut berkepala manusia.

Sementara, warga yang ada di kawasan tersebut menjadi heboh karena digegerkan isu gurita berkepala manusia. Mereka menyerbu rumah Ita untuk melihat peristiwa aneh tersebut.

“Gurita itu saya dapat dari suami saya yang dibelinya dari kapal pengangkut ikan dari Sipora Mentawai, karena rumah kami kecil terpaksa kami pajang di depan rumah,” katanya.

Dari pantauan okezone di lapangan, kepala gurita tersebut memiliki 2 mata, telinga, hidung dan bibir serta memiliki buah dada yang menonjol ke depan. Sementara ukuran gurita itu panjangnya kira-kira 20 cm. Diperkirakan gurita tersebut berkelamin perempuan.

Kini gurita itu ramai dikunjungi warga. Ada beberapa warga yang mendokumentasikan gurita tersebut dengan kamera handphone. Bahkan pemilik gurita tersebut minta sumbangan kepada warga yang datang dan mendokumentasikannya. (Sumber: Oke Zone)